PKH

Minggu, 01 Juni 2008

Menjelang validasi data

Dalam minggu-minggu terakhir ini, kami tim dari PKH Mojosari harus bekerja ekstra keras untuk menuntaskan segala sarana dan prasarat sebelum kegiatan inti yaitu validasi data dengan dua pilihan (melakukan pertemuan awal tingkat kecamatan atau validasi langsung ke rumah RTSM). Mengingat instruksi dari pusat untuk menuntaskan entri data terakhir tanggal 5 Juni 2008, maka amatlah sulit bagi kami untuk menyelesaikan validasi data 19 desa dalam waktu empat hari dengan melakukan pertemuan awal karena koordinasi dengan berbagai instansi yang terkait (baik departemen pendidikan, departemen kesehatan dan aparat negara camat dan seluruh lurah) tidak mungkin bisa diselesaikan dalam waktu yang sangat singkat. Jadi pilihan kami besok adalah memvalidasi data dengan Kunjungan Langsung ke RTSM.
Perlu diketahui, kami telah membagi data RTSM menjadi tiga bagian agar memudahkan tugas kami bertiga. Saya sendiri (Akhmad Hariadi) mendapat bagian desa desa yang paling jauh dari Mojosari yaitu desa Kedunggempol, Leminggir, Ngimbangan, Jotangan, Modopuro, Pekukuhan sedangkan Pak Iwan mendapatkan bagian desa-desa yang tidak terlalu jauh dari kota Mojosari yaitu : desa Seduri, Mojosulur, Belahan tengah, Menanggal, Kebondalem, Sumbertanggul, dan Awang-awang. Sementara Ivone memilih desa dan kelurahan yang ada di tengah kota mengingat dia tidak punya sepeda motor. Desa dan kelurahan itu antara lain : Kauman, Sarirejo, Mojosari, Sawahan, Wonokusumo dan Randubango
Sebelum kami meluncur pada hari senin esok (tgl: 2 Juni 2008) untuk memvalidasi data, beberapa hari terakhir ini waktu kami habiskan untuk mengumpulkan surat-surat panggilan untuk RTSM, dan mengelompokkan form-form validasi. Sangat melelahkan tetapi enjoy aja lagi. hari jum'at dan sabtu kami habiskan waktu di Kantor Kessos, sementara sabtu sore hingga minggu sore kami manfaatkan sepenuhnya untuk bersilaturrahmi ke semua kepala desa maupun Kep. Kelurahan sekecamatan Mojosari. Sayangnya tidak semua lurah berhasil kami temui.
Pengalaman kami ketika mensosialisasikan program ini ke Pak/Bu lurah sangatlah bervariasi. Ada lurah yang ngancam apa sudah punya surat tugas dari kecamatan, ada pula yang bingung takut diserahi tugas bagi-bagi uang untuk warga karena takut kena demo, ada juga yang merengek minta warganya yang belum masuk untuk di data ulang. ada juga yang sangat kooperatif untuk membantu kami memberikan penilaian pada warga yang tidak layak. Namun dari semua lurah yang kami temui sersirat rasa ketakutan mereka jika nanti program ini tidak berjalan dengan lancar dan menuai bencana demo dari warganya. Wajar mengingat sebagian besar dari KADES DAN LURAH adalah wajah baru dan lagi pula mental warga Indonesia yang lebih suka dikategorikan warga miskin kian membuat Pamong semakin gusar bilamana kena getahnya. Gak dapat bagian tapi kena getahnya...ya..itulah tugas berat kita..tapi Tuhan pasti membalasnya, inikan pekerjaan mulia.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda