PKH

Kamis, 26 Juni 2008

BAMBANG PERMADI PENEMU BIO GAS UNTUK SEPEDA MOTOR

Mengganti minyak tanah atau gas elpiji dengan biogas mungkin sudah bukan hal yang aneh lagi. Namun ternyata bahan bakar yang berasal dari kotoran hewan ini bisa dijadikan sebagai penggerak sepeda motor.
Adalah Bambang Permadi yang telah berhasil membuat energi alternatif yang berasal dari kotoran sapi untuk sepeda motornya. Kotoran sapi ini diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan bahan bakar gas yang kemudian disalurkan ke tabung untuk menggerakan mesin sepeda motornya.

Jumat, 06 Juni 2008

HASIL PERTEMUAN AWALSetelah sehari bekerja dilapangan, kami berhasil pengumpulkan para RTSM untuk mengikuti pertemuan awal di kecamatan

Rabu, 04 Juni 2008

CERITA SEPUTAR PKH

Beberapa hari terakhir, aku sangat sibuk mengurus validasi data peserta PKH Kec. Mojosari. Dari beberapa desa yang telah selesai kami validasi ada beberapa catatan dan pengalaman yang ingin saya bagi dengan anda
Pertama :
Saat aku memvalidasi desa X (maaf tak kusebutkan nama desanya), ada beberapa RTSM yang bilang sama saya kalau perangkat desa meminta jatah 50.000 bila proses pencairan sudah dilakukan. Ini mereka anggap sebagai uang terima kasih karena sudah diuruskan aparat untuk masuk dalam program PKH.
Ada juga yang diam-diam titip nama baru agar dimasukkan program ini, walaupun kategorinya tidak sangat miskin, nama yang akan masuk adalah nama fiktif yang nantinya bisa digunakan sebagai ceperan.
Ada pula yang salah satu ketua RT Desa Ngimbangan yang memaksa agar dimasukkan menjadi peserta PKH, Walaupun calon peserta ini berada jauh di Kalimantan. Saat petugas kami mencoretnya, mereka marah-marah dan akhirnya Mas Iwan rekanku tidak bisa mengambil keputusan. Esoknya aku datang kepada mereka untuk mencari solusi pertikaian ini, dan aku mendapatkan sesuatu yang berharga dalam hidupku. aku sungguh trenyuh mendengar cerita mereka sambil menangis bahwa keluarga yang pindah ke Kalimantan ini memang kondisinya sangat miskin, untuk makan saja mereka tidak mampu, bahkan tidak jarang dijumpai mereka hanya makan nasi, dan lauk krupuk. kisah ini diceritakan oleh para tetangga mereka dengan berurai air mata.
Namun karena program ini adalah program bersyarat, maka tentu saja tidak bisa aku meloloskan mereka karena kondisi wilayah yang teramat jauh (jauh dari jangkauan wilayah PKH yang aku tangani). Tidaklah mungkin aku dapat meloloskan mereka jika presensi kehadiran anak mereka tidak bisa kami dapatkan karena mereka berada jauh di sebrang laut. Lalu aku mengambil jalan tengah bahwa kalau mereka tak kasih kesempatan sekali menikmati pencairan PKH yang nilainya hanya kurang dari 200.000, apakah mereka setuju? mereka serentak menjawab "setuju". Tapi pada pencairan berikutnya harus kami coret karena presensi kehadian mereka di Sekolah tidak bisa kami dapatkan. mereka terharu dengan keputusanku, menangis sambil tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih yang hanya untuk uang kurang dari 200.000. Tak bisa kubayangkan begitu berharganya uang 200000 bagi mereka hingga membuat mereka menangis. Aku telah melanggar prosedur tapi aku membuat mereka bahagia, dan semua menerima keputusanku. tak ada kemarahan dan demo. Oh Tuhan betapa sulitnya kehidupan di negeri ini..........

Minggu, 01 Juni 2008

Kunjungan dan Breafing Singkat dari Dinkessos Jakarta

Hari kamis dan jum'at tanggal 29-30Mei kemarin kami semua pendamping PKH baru th.2008 mendapatkan breafing singkat dari dua narasumber yang langsung datang dari Jakarta. Sebagaimana saya juga sebelumnya mereka pasti berkeinginan agar kita segera bekerja sebelum proses DIKLAT tenaga baru dilaksanakan. Beberapa hari yang lalu saya browsing ke Internet dan mendapatkan kabar bahwa bulan Juli mendatang Proses pencairan dana PKH untuk wilayah yang baru harus sudah digulirkan mengingat akan berakhirnya masa liburan sekolah dan dibukanya pendaftaran siswa baru. Diharapkan pencairan dana PKH ini bisa digunakan sepenuhnya untuk mendaftarkan anak-anak keluarga RTSM untuk daftar sekolah. so.....jika begitu gak mungkin kami dikirim ke Jogya untuk diklat sementara pencairan dana sudah diambang pintu. Jadi jalan keluarnya adalah segera menyulap tenaga baru (Pendamping) sebagai tenaga yang harus siap pakai. Dari Pelatihan singkat itu kami mendapatkan banyak sekali input yang luar biasa baik dari teman-teman pendamping maupun para tutor. Bu Dewi yang cantik tutas kita dari Jakarta memberikan pesan bahwa untuk menjadi Pendamping yang ideal harusnya memulainya dari memperhatikan hal-hal kecil. karena hal-hal kecil adalah langka menuju kesempurnaan. Misalnya membuat buku pintar, mulai melatih berbicara di depan cermin dan mengkonsep langka yang mau dilakukan adalah hal kecil tapi mempengaruhi kesempurnaan pekerjaan kita. Dan satu lagi jika ada aparat desa maupun kecamatan yang menghalang-halangi program PKH berarti mereka TERLALU, karena menghalangi warganya sendiri untuk merubah kehidupannya menjadi lebih baik. Setelah kedua tutor menyampaikan materinya tibalah saatnya para pendamping diberi kesempatan untuk berbicara menyampaikan kesulitan maupun pendapatnya. Nah..ini yang paling seru.. ternyata mereka adalah orator-orator ulung, pandai berdiplomasi, jago berargumen, kritis sampai habis...dan kelihatan kalau mereka ternyata adalah para kader-kader LSM yang sangat vokal. Nah...gak salah pilih kan para dewan selektor Jakarta yang susah payah memilah dan memilih para calon pendamping terbaik. Sampai-sampai jika tidak disudahi acaranya pasti gak bakalan habis tuh pertanyaan dari Pendamping. Entah mereka benar-benar bertanya, bingung atau sekedar untuk kebolehan berargumen di depan para pendamping lain. Dus.....kalau nanti program ini terlalu mbulet pasti pendampingnya yang kelewatan mbulet dalam berfikir. Taruhlah misalnya ketika semua pendamping baru diberi kesempatan untuk praktek langsung melakukan pendataan di Unggahan Puri banyak yang bertanya secara konyol pada para RTSM. Dan ini nih.. ketika kami berkumpul kembali untuk melakukan evaluasi dan dialog mengenai hambatan-hambatan, banyak sekali yang bertanya jika", Bagaimna jika pindah alamat?, bagaimana jika dulu tidak hamil sekarang hamil?, bagaimana jika jika anak RTSM gila tidak mau sekolah?, bagaimana jika data sudah direvisi tapi penerimaan uang RTSM tidak berubah?, bagaimana jika operator pusat atau daerah mengalami humanerror?, bagaimana jika anak RTSM tetap tidak mau sekolah?, bagaimana pula jika RTSM Cerai, dan lain-lain yang kalau kita mau baca semuanya ada penyelesaiannya tapi ya...itulah pendamping kita yang hebat-hebat. Dari pada pusing Bu..dikejar pertanyaan terus ....udah kembali aja ke Jakarta. biar saudara-saudaraku belajar sendiri dari senior maupun learning by doing. Bagaimana menurut pendapat anda..

Menjelang validasi data

Dalam minggu-minggu terakhir ini, kami tim dari PKH Mojosari harus bekerja ekstra keras untuk menuntaskan segala sarana dan prasarat sebelum kegiatan inti yaitu validasi data dengan dua pilihan (melakukan pertemuan awal tingkat kecamatan atau validasi langsung ke rumah RTSM). Mengingat instruksi dari pusat untuk menuntaskan entri data terakhir tanggal 5 Juni 2008, maka amatlah sulit bagi kami untuk menyelesaikan validasi data 19 desa dalam waktu empat hari dengan melakukan pertemuan awal karena koordinasi dengan berbagai instansi yang terkait (baik departemen pendidikan, departemen kesehatan dan aparat negara camat dan seluruh lurah) tidak mungkin bisa diselesaikan dalam waktu yang sangat singkat. Jadi pilihan kami besok adalah memvalidasi data dengan Kunjungan Langsung ke RTSM.
Perlu diketahui, kami telah membagi data RTSM menjadi tiga bagian agar memudahkan tugas kami bertiga. Saya sendiri (Akhmad Hariadi) mendapat bagian desa desa yang paling jauh dari Mojosari yaitu desa Kedunggempol, Leminggir, Ngimbangan, Jotangan, Modopuro, Pekukuhan sedangkan Pak Iwan mendapatkan bagian desa-desa yang tidak terlalu jauh dari kota Mojosari yaitu : desa Seduri, Mojosulur, Belahan tengah, Menanggal, Kebondalem, Sumbertanggul, dan Awang-awang. Sementara Ivone memilih desa dan kelurahan yang ada di tengah kota mengingat dia tidak punya sepeda motor. Desa dan kelurahan itu antara lain : Kauman, Sarirejo, Mojosari, Sawahan, Wonokusumo dan Randubango
Sebelum kami meluncur pada hari senin esok (tgl: 2 Juni 2008) untuk memvalidasi data, beberapa hari terakhir ini waktu kami habiskan untuk mengumpulkan surat-surat panggilan untuk RTSM, dan mengelompokkan form-form validasi. Sangat melelahkan tetapi enjoy aja lagi. hari jum'at dan sabtu kami habiskan waktu di Kantor Kessos, sementara sabtu sore hingga minggu sore kami manfaatkan sepenuhnya untuk bersilaturrahmi ke semua kepala desa maupun Kep. Kelurahan sekecamatan Mojosari. Sayangnya tidak semua lurah berhasil kami temui.
Pengalaman kami ketika mensosialisasikan program ini ke Pak/Bu lurah sangatlah bervariasi. Ada lurah yang ngancam apa sudah punya surat tugas dari kecamatan, ada pula yang bingung takut diserahi tugas bagi-bagi uang untuk warga karena takut kena demo, ada juga yang merengek minta warganya yang belum masuk untuk di data ulang. ada juga yang sangat kooperatif untuk membantu kami memberikan penilaian pada warga yang tidak layak. Namun dari semua lurah yang kami temui sersirat rasa ketakutan mereka jika nanti program ini tidak berjalan dengan lancar dan menuai bencana demo dari warganya. Wajar mengingat sebagian besar dari KADES DAN LURAH adalah wajah baru dan lagi pula mental warga Indonesia yang lebih suka dikategorikan warga miskin kian membuat Pamong semakin gusar bilamana kena getahnya. Gak dapat bagian tapi kena getahnya...ya..itulah tugas berat kita..tapi Tuhan pasti membalasnya, inikan pekerjaan mulia.